Selasa, 25 September 2012

kopling pegas koil

I. KOMPETENSI
Memelihara / servis, memperbaiki dan overhaul system pemindah tenaga pada kendaraan
ringan.
II. SUB KOMPETENSI :
1. Mengidentifikasi system kopling pegas spiral dan komponen komponenya.
2. Melepas dan memasang komponen pegas spiral dengan cara yang benar.
3. Menjelaskan cara kerja kopling pegas spiral dan komponen-komponenya.
4. Melakukan pemeriksan , pengukuran dan mengidentifikasa gangguan serta cara
mengatasinya.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Unit kopling plat dengan pegas koil pada stand engine colt T 120.
2. Tool box set , center clutch dan kunci momen.
3. Penggaris siku, straight edge,feeler gauge, spring tester, meja perata, DTI dan
jangka sorong.
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Pergunakan alat sesuai fungsinya.
2. Saat melepas kopling gunakan center clutch agar plat kopling tidak jatuh.
3. Bekerjalah dengan hati-hati dan teliti.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkna alat dan bahan yang digunakan.
2. Lakukan pembongkaran unit kopling dengan langkah efektif,efisien dan
sistematik.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SISTEM PEMINDAH TENAGA
SEMESTER III KOPLING PEGAS KOIL 100 MENIT
TGL : 13 Oktober 2010 KELOMPOK 2
3. Lakukan pemeriksaan pengukuran pengamatan terhadap komponen komponen
kopling yang sudah dilepas.
4. Diskusikan mengenai kondisi komponen,kemungkinan penyebab
kerusakan,kemungkinan perbaikan serta kemungkinan kerusakan yang terjadi
bila dibiarkan.
5. Lakukan pemasangan kembali terhadap komponen yang sudah dibongkar secara
efektif dan efisien.
6. Diskusikan tentang inovasi apa saja yang memungkinkan setelah mengetahui
tentang system kopling plat dengan pegas koil.
7. Kembalikan alat dan bahan serta bersihkan tempat kerja.
LAPORAN :
1.DASAR TEORI
Kopling
Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi.Kopling berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.
Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan
kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan.
Kelemahan atau kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika
kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi
dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan
menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran yang relative lebih lambat.
Gambar kopling pegas spiral Keterangan:
1. Koil spring
2. Presure lever spring
3. Presure lever
4. Pressure plate
5. clutch cover
6. clutch disc
KONSTRUKSI DAN CARA KERJA KOPLING
Fly Wheel
Pressure Spring
Pressure Plate
Disc Clutch
Release Fork
Clutch Cover
Pressure Lever
Release Bearing
Input Shaft
Transmisi
Engine
Shaft
Kopling saat bekerja kopling saat tidak bekerja
Cara kerja kopling
Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke transmisi melalui adanya
gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas
penekan yang dikontrol oleh pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling.
Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak
sehingga akan mendorong plat penekan melawan tekanan pegas penekan sehingga plat kopling tidak
mendapat tekanan. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil dan bahkan tidak
bergesekan sehingga putaran mesin tidak diteruskan.
Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh
mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan sebagain/ setengah tekanan
pegas penekan sehingga tekanan plat penekan ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan slip.
Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin
diteruskan sebagain.
Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan penuh plat penekan. Plat
penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar
bersamaan. Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.
TABEL DATA PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN
NO KOMPONEN YANG DIUKUR HASIL
1 KESIKUAN PEGAS KOIL PEGAS NO:
1. 2,40 mm
2. 2,40 mm
3. 1,50 mm
4. 1,50 mm
5. 1,70 mm
6. 2,50 mm
7. 0,90 mm
8. 0,90 mm
9. 0,90 mm
2 TEKANAN PEGAS KOIL PEGAS NO:
1. 20 Kg/Cm
2. 20 Kg/Cm
3. 20 Kg/Cm
4. 15,6 Kg/Cm
5. 21,9 Kg/Cm
6. 21,6 Kg/Cm
7. 22 Kg/Cm
8. 21,4 Kg/Cm
9. 18,3 Kg/Cm
3 KEDALAMAN PAKU KELING Diukur kemudian dirata-rata
HASIL : 1,85 mm
4 TEBAL PLAT KOPLING 7,90 mm
5 RUN-OUT FLYWHEEL 0,17 mm
6 KONDISI PLAT KOPLING CUKUP BAIK
7 KONDISI COVER BERKARAT
8 KONDISI RELEASE BEARING TIDAK ADA
KESIMPULAN
KOPLING PEGAS SPIRAL
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral.
Kelebihan :
1. Penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan.
Kelemahan atau kekurangannya :
1. Penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata,.
2.Jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang dan sering terjadi slip kopling.
3.Terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak
sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang
mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran yang relative lebih lambat.
Kemudian dari hasil praktek dan pengukuran dapat disimpulkan juga :
1. Pegas koil 1-5 sudah melebihi batas kesikuan.dan sebaiknya diganti.
2. Tekanan pegas nomor 4 telah lemah dan perlu penggantian pegas.
3. Kondisi run out flywheel cukup besar yaitu 0,17 mm namun masih dalam batas spesifikasi.
4. Kondisi plat kopling masih cukup baik dilihat dari fisiknya.
5. Release bearing pada alat peraga tidak ada.
KELOMPOK :
Estanurdianta (09509131006)
Muqqodam Ibnu satria (09509131007)
Sigit Hermanto (09509131009)

Senin, 16 Juli 2012

sistem pengapian


Sistem pengapian

1.    Tujuan Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional

2.     Fungsi bagian-bagian komponen Baterai
a.    Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.
b.    Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
c.    Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian.
Bagian-bagian ini terdiri dari:
-                                   Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.
-                                   Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.
-                                   Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
-                                   Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.    
-                                   Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)
-                                 Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.
-                                   Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.
d.    Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi.
e.    Busi
Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.

3.       Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Komponen Pengapian
a.   Coil Pengapian
Konstruksi











Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum
Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine.
Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

Cara Kerja Sistem Pengapian
§    Rangkaian Primer







Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian

Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-          Saklar Pengapian Lilitan
-          Lilitan Primer Coil
-          Kontak Poin Distributor
-          Kondensor
§   Rangkaian Sekunder



Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-                                   Lilitan Sekunder Coil
-                                   Lengan Rotor Distributor
-                                   Tutup Distributor
-                                   Busi-Busi
§  Cara Kerja Pengapian induktif
a.    Cara Kerja Kontak Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa.








Distributor
Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup

b.    Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.












Distributor

                    Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka

b.   Kondensor






Kondensor
Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor

Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin­-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah.
Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-­masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.

Kondensor itu diperlukan karena:
-          Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus
-          Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit
-          Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi

Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
-          Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi.

Cara Kerja Kondensor
Tahap 1. Poin Tertutup


 


Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor
Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah.






Tahap 2.  Poin Terbuka






Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik

Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.

Tahap 3.





Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor turun

Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan.

Tahap 4




Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor
Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.

c.    Pengendali Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak point.

                                     




Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis Sentrifugal

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian.




d.  Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
-      Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut
-      Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan lambat
Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine.
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui  selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.

§  Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine.

Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi.

a.               



b.               




c.                 



Gambar 13.  Sudut Dwell

Keterangan:
a)        Kontak Poin Tertutup
b)       Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
c)        Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar
Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.

e.  Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.
§    Konstruksi busi















Gambar 14. Konstruksi Busi

Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju elektroda samping.
Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping.

§    Nilai panas busi
Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi panas.       
Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya temperatur elektroda tengah menjadi naik.
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.

a.   Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-          Saklar Pengapian
-          Lilitan Primer Coil
-          Kontak Point Distributor
-          Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-          Lilitan Sekunder Coil
-          Lengan Rotor Distributor
-          Tutup Distributor
-          Busi-busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus:
Sudut Dwell = 60 % x 360
                                    n                          
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.